Batang pohon secang telah lama dikenal oleh masyarakat Jawa sebagai bahan untuk membuat minuman yang disebut wedang secang. Konon, wedang secang memiliki khasiat yang menyehatkan dan dianggap sebagai minuman keraton. Saat ini, parutan kayu secang banyak dijual dalam kemasan untuk dibuat minuman atau campuran minuman bersama rempah-rempah lainnya untuk meningkatkan stamina dan kesehatan.
Rempah yang satu ini terbuat dari serutan kayu pohon. Tapi sejak abad ke-17 sudah diperjual belikan di berbagai negara dunia. Rempah yang satu ini sering digunakan untuk campuran minuman hangat di daerah Yogyakarta.
Secang dikenal dengan beberapa nama di Indonesia, seperti di Aceh disebut seupeueng, Minangkabau (lacang), Jawa dan Sunda [secang) dan berbagai wilayah lainnya yang memiliki julukan masing- masing. Di negara lainnya seperti Jepang disebut suou dan Inggris (sappanwood). Tinggi tanamannya bisa mencapai 6 meter dengan batang berbentuk silinder kecokelatan. Kulit kayunya dapat mengeluarkan cairan kemerahan. Secang (Caesalpinia sappan L.) berasal dari Asia Tenggara dan mudah ditemukan di Indonesia.
Daunnya majemuk menyirip ganda dengan panjang 25-40 cm. Anak daun terdapat 10-20 pasang, berbentuk lonjong dengan panjang 10-25 mm dan lebar 3-11 mm berwarna hijau.
Bunga tersusun majemuk berbentuk malai sepanjang 10-40 cm dan terletak di ujung batang.
Kelopak bunganya berjumlah lima, berwarna hijau. Benang sarinya sepanjang 15 mm dan putik 18 mm. Mahkota bunga berbentuk tabung dan berwarna kuning. Buahnya berbentuk polong dengan panjang 8-10 cm dan lebar 3-4 cm, ujungnya seperti paruh berisi 3-4 biji berwarna hitam. Biji berbentuk bulat panjang 15- 18 mm dan lebar 8-11 mm dengan tebal 5-7 mm. Rasa secang sangat sedikit asam dan segar, minuman ini menjadi minuman khas di Yogyakarta. Bahan dasar minuman ini adalah serutan halus kayu secang yang direbus bersama rempah lainnya seperti cengkih dan kayu manis.
Kandungan Kimia
Zat yang terkandung dalam secang antara lain brazilin, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, fenil propana dan terpenoid. Selain itu juga mengandung asam galat, brasilein, delta-a phellandrene, oscimene, resin dan resorsin.
Sementara daunnya mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 0,20% yang beraroma enak dan tidak berwarna. Bagian yang digunakanuntuk dijadikan minuman adalah kayunya atau batang pohonnya. Panen kayu secang dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun.
Khasiat
Kandungan yang terdapat dalam batang pohon secang antara lain penghenti peidardian, peembersih darah, penawar racun, dan obat antiseptik. Kirena tanamaan ini mengandung senyawa anti bakteri anti penggumpalan, maka tak heran kalau secang iapatdigunakkan sebagai obat diare, batuk dan dapat menyembuhkan luka. jika sedang diare 5 gram kayu kering dipotong kecil, kemudian rebus dengan dua gelas air selama 15 menit setelah itu saring dan segera diminum.
Kayu secang juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan disentri, batuk darah pada TBC, muntah darah, sifilis, malaria, tetanus, pembengkakan (tumor), dan nyeri karena gangguan sirkulasi darah. Kayunya bila direbus memberi warna merah gading. Dapat digunakan untuk pengecatan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman.
Rempah yang satu ini terbuat dari serutan kayu pohon. Tapi sejak abad ke-17 sudah diperjual belikan di berbagai negara dunia. Rempah yang satu ini sering digunakan untuk campuran minuman hangat di daerah Yogyakarta.
Secang dikenal dengan beberapa nama di Indonesia, seperti di Aceh disebut seupeueng, Minangkabau (lacang), Jawa dan Sunda [secang) dan berbagai wilayah lainnya yang memiliki julukan masing- masing. Di negara lainnya seperti Jepang disebut suou dan Inggris (sappanwood). Tinggi tanamannya bisa mencapai 6 meter dengan batang berbentuk silinder kecokelatan. Kulit kayunya dapat mengeluarkan cairan kemerahan. Secang (Caesalpinia sappan L.) berasal dari Asia Tenggara dan mudah ditemukan di Indonesia.
Daunnya majemuk menyirip ganda dengan panjang 25-40 cm. Anak daun terdapat 10-20 pasang, berbentuk lonjong dengan panjang 10-25 mm dan lebar 3-11 mm berwarna hijau.
Bunga tersusun majemuk berbentuk malai sepanjang 10-40 cm dan terletak di ujung batang.
Kelopak bunganya berjumlah lima, berwarna hijau. Benang sarinya sepanjang 15 mm dan putik 18 mm. Mahkota bunga berbentuk tabung dan berwarna kuning. Buahnya berbentuk polong dengan panjang 8-10 cm dan lebar 3-4 cm, ujungnya seperti paruh berisi 3-4 biji berwarna hitam. Biji berbentuk bulat panjang 15- 18 mm dan lebar 8-11 mm dengan tebal 5-7 mm. Rasa secang sangat sedikit asam dan segar, minuman ini menjadi minuman khas di Yogyakarta. Bahan dasar minuman ini adalah serutan halus kayu secang yang direbus bersama rempah lainnya seperti cengkih dan kayu manis.
Kandungan Kimia
Zat yang terkandung dalam secang antara lain brazilin, alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, fenil propana dan terpenoid. Selain itu juga mengandung asam galat, brasilein, delta-a phellandrene, oscimene, resin dan resorsin.
Sementara daunnya mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 0,20% yang beraroma enak dan tidak berwarna. Bagian yang digunakanuntuk dijadikan minuman adalah kayunya atau batang pohonnya. Panen kayu secang dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun.
Khasiat
Kandungan yang terdapat dalam batang pohon secang antara lain penghenti peidardian, peembersih darah, penawar racun, dan obat antiseptik. Kirena tanamaan ini mengandung senyawa anti bakteri anti penggumpalan, maka tak heran kalau secang iapatdigunakkan sebagai obat diare, batuk dan dapat menyembuhkan luka. jika sedang diare 5 gram kayu kering dipotong kecil, kemudian rebus dengan dua gelas air selama 15 menit setelah itu saring dan segera diminum.
Kayu secang juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan disentri, batuk darah pada TBC, muntah darah, sifilis, malaria, tetanus, pembengkakan (tumor), dan nyeri karena gangguan sirkulasi darah. Kayunya bila direbus memberi warna merah gading. Dapat digunakan untuk pengecatan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman.