Daun katuk (Sauropus adrogynus (L) Merr) cukup populer di kalangan ibu-ibu yang sedang memberikan ASI eksklusif kepada buah hatinya, namun bukan hanya itu khasiat daun katuk. Di Indonesia, daun katuk sudah menjadi sediaan fitofar maka yang teregistrasi, selain dikemas dalam bentuk kapsul dan tablet, katuk juga menjadi campuran makanan bergizi bagi ibu menyusui. Sebenarnya, manfaat daun katuk tidak hanya itu, daun katuk juga bisa mengatasi gangguan -pada kulit seperti borok, bisul, gangguan osteoporosis, serta afrodisiak (meningkatkan gairah seksual), dan mengobati demam.
Kandungan gizi daun katuk sangat baik. Katuk mengandung kal¬sium, zat besi, fosfor, vitamin A, B, dan C, protein, serat, efedrin, dan air. Kandungan vitamin C dalam daun katuk sangat tinggi bahkan lebih tinggi dari jeruk atau jambu biji. Sebagaimana kita ketahui, vitamin C penting untuk membentuk kolagen (baik untuk tulang), pengangkut lemak, pengatur tingkat kolesterol, komponen baik untuk gusi yang sehat, penyembuhan luka, meningkatkan fungsi otak, dan imunitas alami. Kandungan Vitamin A dalam daun katuk juga baik untuk ke¬sehatan mata. Klorofil (yang membantu proses fotosintesa tumbuhan) dalam daun katuk bermanfaat untuk membersihkan jaringan-jaringan tubuh kita dari racun, parasit, bakteri dan virus, klorofil juga memiliki fungsi seperti antioksidan.
Namun, selain memiliki khasiat yang dahsyat, katuk juga me-miliki efek samping yang dapat menggangu penyerapan fosfor dan kalsium, menimbulkan gangguan sesak napas, sulit tidur tidak enak makan.
Manfaat dan Khasiat Daun Katuk
Daun katuk dapat mengan¬dung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun ini kaya vitamin K, se¬lain pro-vitamin A (be- ta-karotena), B, dan C.
Mineral yang dikan¬dungnya adalah kal¬sium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, magnesium. Warna daunnya hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk dapat diolah seperti kangkung atau daun bayam. Ibu- ibu menyusui diketahui mengonsumsi daunnya un¬tuk memperlancar keluarnya ASI. Perlu diketahui,
daun katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang juga terdapat pada candu (opium). Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti keracunan papaverin.
Pucuk tunas yang muda dijual orang di Indocina dan dimanfaat kan seperti asparagus.
Tanaman ini banyak ditanam di pekarangan karena mudah di perbanyak dan biasa dijadikan pagar hidup.
Kandungan gizi daun katuk sangat baik. Katuk mengandung kal¬sium, zat besi, fosfor, vitamin A, B, dan C, protein, serat, efedrin, dan air. Kandungan vitamin C dalam daun katuk sangat tinggi bahkan lebih tinggi dari jeruk atau jambu biji. Sebagaimana kita ketahui, vitamin C penting untuk membentuk kolagen (baik untuk tulang), pengangkut lemak, pengatur tingkat kolesterol, komponen baik untuk gusi yang sehat, penyembuhan luka, meningkatkan fungsi otak, dan imunitas alami. Kandungan Vitamin A dalam daun katuk juga baik untuk ke¬sehatan mata. Klorofil (yang membantu proses fotosintesa tumbuhan) dalam daun katuk bermanfaat untuk membersihkan jaringan-jaringan tubuh kita dari racun, parasit, bakteri dan virus, klorofil juga memiliki fungsi seperti antioksidan.
Namun, selain memiliki khasiat yang dahsyat, katuk juga me-miliki efek samping yang dapat menggangu penyerapan fosfor dan kalsium, menimbulkan gangguan sesak napas, sulit tidur tidak enak makan.
Manfaat dan Khasiat Daun Katuk
Daun katuk dapat mengan¬dung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun ini kaya vitamin K, se¬lain pro-vitamin A (be- ta-karotena), B, dan C.
Mineral yang dikan¬dungnya adalah kal¬sium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, magnesium. Warna daunnya hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk dapat diolah seperti kangkung atau daun bayam. Ibu- ibu menyusui diketahui mengonsumsi daunnya un¬tuk memperlancar keluarnya ASI. Perlu diketahui,
daun katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang juga terdapat pada candu (opium). Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti keracunan papaverin.
Pucuk tunas yang muda dijual orang di Indocina dan dimanfaat kan seperti asparagus.
Tanaman ini banyak ditanam di pekarangan karena mudah di perbanyak dan biasa dijadikan pagar hidup.