-->

Kapan Harus Pasang Ring Jantung?

Sebelum antibiotik ditemukan, infeksi adalah penyakit yang paling menakutkan, la merupakan penyebab kematian utama pada saat itu. Namun sekarang, penyakit jantung telah mengambil alih posisi teratas penyebab kematian utama di seluruh dunia. Bayangkan jika anda divonis dokter mengalami penyempitan pembuluh koroner. Siapa yang tidak takut? Dan bukan tidak mungkin pada akhirnya ketakutan ini dimanfaatkan untuk melakukan prosedur yang tidak perlu. Pemasangan ring atau sfenf adalah satu di antaranya.

Ring atau stent adalah jaring kecil berbentuk tabung yang disisipkan untuk membuka pembuluh darah yang menyempit, serta mempertahankannya agar tidak tersumbat. Prosedur ini sempat ramai dilakukan di luar negeri. Jumlah stent yang dipasangpun bisa lebih dari satu, dan biasanya diletakkan di tempat- tempat yang paling besar penyempitannya. Tujuannya apa lagi kalau bukan untuk mencegah serangan jantung.Tunggu dulu, benarkah?

ring jantung
sumber gambar: kompas.com

Berdasarkan studi jangka panjang, ternyata dibandingkan dengan obat-obatan, pemasangan sfenf tidak menurunkan angka kematian, serangan jantung fatal, ataupun perlu dilakukannya operasi bypass segera. Lebih lanjut, pemasangan stent rupanya juga tidak dapat mengurangi gejala seperti nyeri dada.

Meski demikian, banyak pasien yang ditawarkan untuk me-lakukan pemasangan stent begitu diketahui terdapat penyempitan, tanpa diinformasikan bahwa pencegahan serangan jantung pada kasus ini dapat dilakukan melalui penggu-naan obat. Tidak sedikit juga pasien yang pada akhirnya memasang stent karena tidak berkurangnya ge-jala meski telah mendapat obat.

Setiap tahun, lebih dari setengah juta penduduk Amerika Serikat menjalani prosedur untuk meng-atasi penyempitan arteri koroner, yaitu prosedur pemasangan ring atau stent. Menurut Dr. Dicky A Hanafy, SpJP(K), Staf Divisi Diagnostik Invasiv dan Intervensi non Bedah, Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada keadaan darurat, misalnya pada orang yang meng-alami serangan jantung, prosedur ini memang dapat menyelamatkan nyawa yang bersangkutan. Meski demikian, pemasangan sfenf rupa-nya banyak terjadi juga pada kasus- kasus non emergensi.

Studi baru-baru ini menyatakan bahwa 1 dari 10 prosedur stent di Amerika mungkin tidak tepat. Ini disebabkan oleh pemasangan stent secara elektif dan ditujukan sebagai tindakan preventif. Banyak pe-masangan srenf yang sebenarnya tidak harus dilakukan dan tidak perlu dilakukan segera. Pasalnya, pemasangan stent pada penderita jantung koroner yang stabil, tidak mencegah serangan jantung lebih baik ketimbang meminum obat. Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu alasannya adalah kekurangpa- haman dokter dan pasien mengenai penyakit jantung koroner.

Menurut Dr. Dicky, penyakit jantung koroner terjadi akibat penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah koroner. Penumpukan ini akan menimbulkan lesi inflamasi yang berkembang dan menyebabkan arteri menjadi sempit. Karena sifatnya yang rapuh, maka lesi dapat pecah sewaktu-waktu."Pecahan atau disebut trombus inilah yang akhirnya akan menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan serangan jantung," tambahnya.

Secara teoritis, pemasangan stent untuk membuka daerah yang menyempit akan menurunkan kemungkinan terjadinya serangan jantung. Namun pada kenyataannya, tidak seperti itu. Studi menunjukkan bahwa serangan jantung lebih sering disebabkan oleh rupturnya sumbatan yang kecil dibanding yang besar. Bahkan pada beberapa kasus, saking kecilnya sehingga sumbatan ini tidak mengganggu aliran darah dan tidak terdeteksi oleh dokter.

Banyak orang yang mengira bahwa penyempitan pembuluh darah yang berisiko menyebabkan serangan jantung sama seperti selang yang tersumbat. Selang yang tersumbat dapat kembali mengalir lancar jika sumbatan dihilangkan. Namun, hal ini tidak sama halnya dengan penyakit jantung koroner. Pada penyakit jantung koroner, umumnya pasien ditakutkan dengan satu atau dua penyempitan besar. Padahal, sebenarnya pembuluh darah secara keseluruhan sudah mengalami inflamasi dan kerusakan.